Sikat gigi merupakan keperluan dasar dalam memenuhi kesehatan gigi. Berbagai macam variasi sikat gigi, dari yang harganya murah dengan model sederhana sampai yang harganya mahal dengan model yang lebih inovasi ditawarkan oleh industry untuk memenuhi kebutuhan kesehatan gig masyarakat. Bagi sebagian besar orang, harga sikat gigi bukan menjadi suatu patokan seseorang dalam memilih sikat gigi bagus, tetapi kemampuan sikat gigi tersebut dalam merefleksikan perawatan gigi seseorang lah yang menjadi patokan. Faktor kehalalan juga menjadi patokan umat muslim dalam memilih sikat gigi, Karena disinyalir ada sikat gigi yang tidak halal.
Sejarah sikat gigi
Pada masa peradaban Mesir, masyarakat di sana menggunakan stik kunyah atau kayu siwak untuk membersihkan gigi mereka. Siwak yg dlm bahasa YUnani bernama Salvadora persica ini diyakini memiliki kemampuan antiseptic tinggi.Dengan menggigit-gigit ujung kayu siwak, lama-kelamaan akan membentuk sikat. Penggunaan siwak sebagai sikat gigi terus berlanjut ke peradaban Arab-Islam ketika ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Sikat gigi pertama yang dilengakapi dengan bulu ditemukan oleh orang Cina sekitar abad ke-15. Sikat gigi ini dibuat dari bulu yang diambil dari leher binatang babi yang ditempelkan pada tulang atauu bambu. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan bulu leher babi pun diganti dengan bulu kuda yang lebih lembut dan disukai oleh orang Eropa. William Addis, seorang berkebangsaan Inggris, pada tahun 1870 membuat sikat gigi darigagang tulang sapi. Bulunya memang tetap terbuat dari bulu babi yang disusun satu baris sampai tiga baris.
Masyarakat Eropa juga menggunakan kain linens atau spons yang dibasahi minyak sulfur atau larutan garam untuk menyikat gigi. Terkadang, kain ini dipasangkan pada satu stik untuk membantu mencapai gigi belakang. Namun sikat gigi initidak terlalu popular disbanding sikat gigi hasil penemuan Addis.
Setelah dunia teknologi berkembang pesat, stik sikat gigi dibuat dari plastic karena menjadi pilihan terbaik untuk menyikat gigi. Namun, pada tahun 1990-an penggunaan bulu hewan tetap dilakukan . Lalu muncullah Wallace H. Carohers yang menciptakan bulu sikat dari nilon di Lab. Du Pont. Inilah jenis sikat gigi yang dipakai hingga saat ini. Nilon dipilih untuk menggantikan bulu babi karena bentuknya mudah diatur dan ukuran diameter untuk menghasilkan penyikatan lebih baik.
Konon, nilon ini memiliki kekurangan dibanding bulu babi. Sifat nilon lebih sulit kering sehingga mudah ditumbuhi bakteri. Walaupun sebagian besar sikat gigi sudah berbahan nilon, ada sekitar 10% sikat gigi dari bulu babi hutan yang dipasarkan di seluruh dunia.
Untuk di Indonesia sikat gigi dari bulu babi memang sangat jarang ditemukan dan digunakan, namun negara-negara di Eropa masih menggunakan sikat gigi bulu babi karena dianggap sebagagai sikat gigi mewah dan harganya sangat mahal.
Menurut beberapa sumber, negara-negara di Eropa percaya bahwa sikat gigi bulu babi adalah sikat gigi terbaik karena lembut dan tidak merusak gigi. Menurut informasi, cicri-ciri sikat gigi ini adalah tekturnya sangat lembut dan jika terbakar akan tercium bau menyengat seperti tanduk yang terbakar. Mungkin ini berkaitan dengan adanya kandungan protein dalam dalam rambut. Ciri lainnya, pada gagang sikat ini ada tulisan Bristle, Pure Bristle, 100% China Bristle, dll. Jika diartikan, Bristle berarti bulu babi. Penggunaan bulu babi juga dapat ditemui di kuas roti maupun kuas kosmetik.
Menurut MUI, tentu saja sikat gigi ini jelas haram. Walaupun yang dipakai hanya bulunya saja, tetaplah haram. Karena para ulama menyatakan bahwa babi dan turunannya adalah haram untuk setiap umat muslim. Mengingat firman Allah dalam surat Al-Baqarah 168, yang mengharuskan setiap umat muslim untuk mengonsumsi yang halal.
Pendapat yang menyatakan sikat gigi bulu babi lebih baik dari sikat gigi apapun adalah SALAH. Mengapa demikian ? Jika sikat gigi ini digunakan akan lebih berbahaya karena bulu babi mengandung protein. Apabila hewan yg bulunya digunakan untuk sikat gigi berpenyakit, maka akan menjadi petaka ika bulunya tertinggal di gig kita. Selain itu, dalam menyikat gigi tidak dibutuhkan bulu yang terlalu halus.
Sebenarnya, sikat gigi yang paling aman digunakan dan memiliki banyak manfaat adalah siwak. Walaupun mungkin terdengar aneh menggunakan ranting-ranting dari pohon atau batang kayu untuk membersihkan gigi, akan tetapi berdasarkan penelitian siwak sangat banyak manfaatnya. Penelitian telah membuktikan bahwa Siwak lebih baik daripada pasta gigi untuk mencegah penyakit gusi. Siwak dikenal sebagai tongkat karet di dunia barat dan sedang direncanakan untuk pengobatan alternatif.
Siwak diperoleh dari ranting pohon Arak (Peelu pohon) meskipun beberapa pohon lainnya juga dapat digunakan untuk mendapatkannya seperti kenari dan zaitun.
Manfaat penting dari Siwak:
* Mematikan berbagai bakteri penyebab penyakit gusi.
* Menghancurkan plak secara efektif.
* Membasmi karies gigi.
* Menghilangkan Bau mulut.
* Membuat wangi di mulut.
* Efektif membersihkan sela gigi karena bulu paralel.
* Mencegah mulut kering (xerostomia)
Manfaat lainnya adalah mencegah pendarahan, menguatkan penglihatan, mencegah gigi berlubang, menyehatkan pencernaan, menjernihkan suara, membantu pencernaan makanan, memperlancar saluran nafas (bicara)
Penelitian tentang Siwak
Meskipun studi membuktikan bahwa siwak memiliki 70 manfaat yang luas, tapi yang kita bahas disini adalah efeknya pada kesehatan mulut. Perusahaan Wrigley melakukan studi tentang Siwak yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry. Studi ini menemukan bahwa permen dicampur dengan ekstrak Siwak 20 kali lebih efektif dalam membunuh bakteri dibandingkan permen biasa. Sebuah kesaksian kecil untuk fakta ini adalah bahwa setelah setengah jam, permen yang dicampur dengan ekstrak Siwak membunuh sekitar 60% dari bakteri dibandingkan permen biasa yang hanya berhasil membunuh 3,6% bakteri
Dalam edisi Agustus Journal of Periodontology (2008) muncul sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Swedia Siwak. Studi ini ternyata menemukan bahwa potongan Siwak ditangguhkan dalam suatu petridish (medium untuk bakteri kultur) mampu membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal dengan keluar berada di kontak fisik dengan bakteri. Para peneliti menyarankan bahwa Siwak mungkin memberikan antibiotik sebagai gas mencoba untuk menjelaskan fenomena ini.
Sebuah studi yang membandingkan menyikat gigi dan menggunakan Siwak (Miswak ing!) Dapat dilihat pada Pubmed (US National Library untuk Pengobatan Service). Studi menyimpulkan bahwa Siwak lebih efektif daripada menyikat gigi dalam mengurangi plak dan radang gusi yang
Menurut penelitian ilmuwan Jerman,Direktur Institut perkumanan Universitas Rostock, siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gig dari kerapuhan, membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat.Siwak juga bermanfaat mencegah kanker. WHO turut menjadikan siwak sebagai komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan.